Minggu, 29 Oktober 2017

Tips Travelling Membawa Batita dengan Kendaraan Umum


Ini ceritaku ketika pertama kalinya membawa anak yang berusia 18 bulan untuk bepergian jauh.  Sebelumnya, track terjauhnya Alif bepergian cuma dari solo-boyolali (paraah 😁😁). Ceritanya ini teman teman kerja mbah kakungnya alif  mengadakan family gathering, dengan mencarter bus pariwisata kecil. Tujuan kami ke Gembira Loka Zoo dan pantai Baron di Yogyakarta. Kegalauan pun muncul sebelum kami mendaftar untuk jadi peserta piknik. Kami sudah membayangkan jika si kecil rewel, muntah muntah karena mabuk perjalanan, bagaimana nanti si kecil tidur siang, dsb. Akhirnya, demi melatih si kecil agar tidak "mabukan", kami pun memutuskan untuk ikut piknik tersebut. Hari H, ternyata kegalauan kegalauan kami tidak terbukti. Si Alif sangat antusias untuk naik bis. Sepanjang perjalanan memang sih ga bisa diem, tapi tetep aman terkendali deh. Ini dia tips nya:
1. Pesen seat tersendiri untuk buah hati
Orangtua yang punya batita kecenderungannya tidak memesankan kursi untuk anaknya karena dianggap masih kecil dan bisa dipangku. Ini salah bunda, karena kursi kosong jatah anak bisa diandalkan saat anak rewel, terutama disaat anak ingin tidur seperti di rumah, kita tinggal membaringkan anak di kursi tersebut.
2. Bikin check-list barang bawaan
Punya batita emang harus rempong. Tapi, dengan adanya check-list, kita bisa meminimalisir barang yang tidak perlu. Kita hanya membawa barang yang memang wajib dibawa saja.
3. Buat bekal praktis untuk buah hati
Bawa bekal sendiri lebih aman untuk bunda bunda yang memiliki anak kecil, karena membeli makanan di luar, apalagi di tempat wisata sangat rentan ke "higienisannya". Saya kemarin tetep bikin nasi dengan slow cooker mini, dengan lauk kukusan sayur campur ayam dan telur yang awet seharian. Tak lupa kuahnya dibawa dengan termos kecil.
4. Bawa Perlengkapan "khusus", seperti sunblock, topi, kacamata
Karena tujuannya pantai, tetep harus beli kaya ginian. Ada lho sunblock yang khusus buat bayi.
5. Bawa pengasuh/ART
Ini buat berjaga jaga kalau kita capek ngurus si Alif. Terutama saat jam makan. ART sangat membantu untuk urusan yang menguji kesabaran seperti saat saat makan. Walaupun pada akhirnya agak "useless" juga kmaren bawa ART karena ga kuat jalan jauh. Endingnya cuma mbantu nyuapin doang sih, lain-lainnya kita semua yang urusin


Kira-kira itu tips saya bunda-bunda cantik.

Smoga bermanfaat tips dari sayaa..

Kamis, 06 November 2014

Unforgetable Bunaken

Heihooo....8 bulan lamanya lupa kalo saya ternyata masih punya blog...hehe...maklum, sejak nikah bulan April 2014 kmaren, jadi lupa nulis...lupa nge-twitt...lupa segalanya yg berhubungan sama update-an info di med-sos karena ada mainan yang lebih menarik di rumah #uups...

Disini saya ga mau cerita tentang romantika pernikahan saya guys. Males banget ngumbar-umbar kaya gitu di blog. Saya cuma mau berbagi kebahagiaan sedikit ketika akhirnya saya menginjakkan ke Bunaken....tepatnya di Provinsi Sulawesi Utara.. BUUNAAAKEEEN BOOOO. Konon katanya terumbu karang disini termasuk dalam kelas menengah (rating secara view-nya). Rating terendah itu karimunjawa, kelas menengah itu Bunaken. Baru kelas yang paling bagus itu Raja Ampat di Papua.

Perjalanan ke Manado dimulai ketika pada hari Jum'at Sore tanggal 17 Oktober 2014 tiba-tiba ada bbm masuk di hapeku..begini bunyinya: "Nida, kamu berangkat ke manado sama siapa?"   Sedikit terkejut karena ga ada pemberitahuan dari bagian kepegawaian tempat saya bekerja bahwa saya ditugaskan berangkat ke manado selama 4 hari untuk pelatihan e-monitoring. Busseeettt...langsung deh buka peta. Ternyata manado itu di ujung buntut pulau sulawesi yang bentuknya kaya cicak itu. Sementara posisi saya ada di Yogyakarta. Ini merupakan perjalanan dinas luarku yang paling jauh. Akhirnya saya meluncur ke kepegawaian, meminta kejelasan (SPT-red) dan ternyata tanya sana-sini, beneran saya dan 7 orang teman satu kantor yang dikirim kesana.

Saya dan teman-teman berangkat dari Yogyakarta hari Selasa 21 Oktober 2014 dengan penerbangan paling pagi (menurut saya) jam 06.00 WIB dengan pesawat wings air. Transit di Surabaya satu jam, kemudian jam 08.00 meluncur ke Manado pake Lion Air dengan kisaran waktu terbang selama 2 jam. Akhirnya sampai di Bandara Samratulangi Manado jam 11.00 WIB (lebih satu jam karena disana sudah masuk WITA) dan sudah disambut rintikan hujan. Spanjang perjalanan Jogja-Manado kita-kita ga dapet nasi. Boro-boro nasi, snack roti & air minum aja ga dapet. (Ps: Perjalanan udara jarak jauh naek wings air/Lion Air bawa Roti sendiri ya). Dari Bandara ke Manado Quality Hotel kita naik taksi. Ditengah perjalanan pas lewat tengah kota Manado, ternyata banjir. Manado memang lebih sejuk jika dibandingkan dengan Jogja.

Jangan dikira suasana kota-kota diluar pulau jawa itu ga maju, sepi, kaya hutan, ga ada Mall. Jujur aja, saya tertipu. Manado itu persis kaya Jakarta. Macet, Banjir, rame, banyak angkot kaya di Bandung, Ada Mall nya. Anak-anak mudanya kalo sore nongkrong di pusat kota. Di cafe-cafe kaya Mc.Donals, KFC,dll, dsb. Sawah ga ada. Lahan disana bekas reklamasi pantai. Dibuat untuk pertokoan, tempat nongkrong. Jadi kebayang kalo pas nongkrong tiba-tiba tsunami datang, wah, habis deh semua yang megah-megah itu.

Kembali ke laptop. Kita orang sampai di hotel pas jam makan siang. Jadi karena pelatihan e-monitoring sudah dibuka sejak pagi tadi, kita sama panitia langsung disuruh makan siang di tempat yang disediakan. Selesai makan siang, kita naruh barang ke kamar hotel. Leyeh-leyeh sebentar terus kembali ke ruang pelatihan.

Ini kapan ya cerita Bunaken nya?

Singkat cerita, karena pekerjaan e-monitoring telah diselesaikan rekan saya...sang Master E-Mon (Arjunadi, S.E,MM) jauh-jauh hari sebelum berangkat ke manado, jadinya selama 4 hari di manado kita2 ga ada kerjaan. Tiap pagi setelah sarapan pagi kita absen di meja panitia terus kabuurr main-main dan bersenang-senang...De-El hoopooo ikiiii....

Akhirnya hari ketiga, kita kesampaian menginjakkan kai ke Bunaken...iya...bunaken yang tersohor itu..

Dari hotel ke dermaga kita berdelapan meluncur dengan 2 taksi. Perjalanan dari hotel ke Bunaken memakan waktu 40 menit. Setelah sampe dermaga, kita naik perahu lumayan besar yang dasarnya ada kacanya. Jadi bisa melihat terumbu karang. Sepanjang perjalanan, hanya lautan biru lepas yang kita lihat, dengan latar belakang gunung (ga tau gunung apa). Ditengah-tengah perjalanan, kita ganti perahu yang lebih kecil agar bisa merapat ke pantai. Perahu yang lebih kecil dinahkodai 2 orang awak kapal. Setelah sampai di pantai, kita langsung disuruh memilih milih baju dan peralatan snorkling (sepatu katak, kacamata & selangnya, dan baju tentunya) sambil dibawakan sebungkus besar isi biskuat untuk ngasih makan ikan-ikan. Inilah pengalaman pertama kita bersnorkling ria di laut beneran.









Tulisan selanjutnya tentang bunaken akan dibahas biaya-biayanya...dari sewa perahu, sewa perlengkapan snorkling, foto bawah air, biaya makan siang di bunaken, ongkos taksi, tempat beli oleh-oleh, ongkos pesawat dan hotel sekalian biar lengkap hahaha...yang jelas semua plesir ini kalau bukan dalam rangka Dinas Luar dari kantor pasti mencekik leher dan bikin kanker (kantong kering banget). Karena kita kerja sekalian plesiran jadi iurannya per-orang untuk melancong sampai bunaken cuma 500 ribu-an.

BERSAMBUNG..........


Jumat, 14 Maret 2014

March 14 2014, "The day that I'm waiting for 2 years"

The day that I'm waiting for 2 years is coming. welcome " Magister Teknik" candidate....there will be "M.T" title in the end of my name.




" Mufna Mubdiatun Nida, S.Sos, M.T"



One step closer to the graduation. Thanks To: 
1. God.. Allah SWT.. You never sleep. Always guide my step in every part of my life. 
2. My lovely parents, Drs. Muh. Muflihan & Dra. Siti Junnah...my endless love. 
3. My supervisor, Mr. Jawoto Sih Setyono, MDP, your patience make me always move on. 
4. My cousin, Khanivan Kusuma Putra, you're a good friend to jesting with.
5. My friend, Enik Nurhayati...thanks for the support, for your pray, thanks for the "suitcase"
6. My room mate, Yuliarti Dian, thanks for everything. Speechless,  thanks for being patience with me. I'm sorry for my behaviour in the past. I apologize. Really, I,m guilty. Chaiyo yulii.....Ganbate kudasai ....yess you can. Keep moving girl. 
7. My sport activity partner, Amelia Indah Hermawaty.. let's swim mba mel :p
8. Natalia Riza Putri Ayodia, I learn a lot from you. You're so mature and you have a stabile emotion. You're multi tasking too. You're ideal wife and women, I think...your husband is so lucky got you as his wife hahaha...
9. My Batak friend, Puji Astuti Sitorus.. thanks for all...let's have a new hair cut beb 
10. Ertika Nanda, my sharing partner..thanks for your advise when I'm down. Good luck for your study, nda...  :)
11. Rory Asyari, my mood booster in the morning hahaha...
12. My friend in twitter: Sonia Fambayun & Rhe_SH...thanks a lot for the joy and the laugh...we still admire "mas ganteng" right???hahaha
13. My new friend whom I met in UNS (metro TV on campus), mba Yuni dindank what ever your name...it's pleasure to be your friend...you're so cheerful...
14. Great author : Ipho Santosa, Prabu Revolusi, Trinity Traveller. Hanum Salsabila Rais ..your book really inspiring me
15. My Inspiration, Bapak Anis Baswedan. I'm with you, let's rock the election party
16. My "circle" and "ex circle", Ria Pratiwi Kusumastuti, Wilis Sugiarti, Pertiwi, Dewi Chandrawati, mba Dayu Winda, Mba Novita.
17. My indigo's friend, meissara putri.. thanks for all sista. You're really care when other people leave me
18. My old friend, Anik Yunianingsih..thanks a lot
19. My best friend, Dzakiyyah Ulfah...you repair my heart hahahaaaaa....you're the best matchmaker  also..thanks for everything Dzak...(pake Dz)
20. My matchmaker, Dedy Tri Hendratno, you're really genius..the best matchmaker in the world ...you know what I want :D
21.  The last but not the least.. to my future husband, abang Zainuddin Pranoto. Thanks for the support and the joy.. 

Kamis, 30 Januari 2014

....di Warung.......

Tadi pagi saya belanja ke warung belakang Mess..kepikiran pengen belanja, karena akhir-akhir ini pengeluaran membengkak hanya untuk makan, dan kebetulan tetangga kamar punya perlengkapan masak yang komplit (kompor, teflon, panci, talenan, uleg-uleg,dll dsb), dan kebetulannya lagi tetangga kamar saya itu orangnya baik sekali...namanya mba Rosida. Ceritanya dia pulang kampung lama, jadi teflon sama kompor listriknya dihibahkan sementara ke saya.
Kembali ke cerita warung. Biasanya saya ke warung habis sholat shubuh...tapi agak siangan dikit, soalnya nunggu terang (males banget  belanja pas masih gelap-gelapan). Pagi tadi saya pergi ke warung jam 05.30, kondisi dimana matahari pagi telah sedikit menampakkan sinar cerianya dan kondisi dimana burung-burung gereja asyik bercengkrama. Saya paling suka bangun pagi dan keluar jalan-jalan di pagi hari...apalagi posisi saya sekarang di Tembalang (Semarang bagian Atas). Hawa semi gunung, menurut saya. Cuaca tidak menyengat dan tidak juga dingin...normalnya kondisi Tembalang adalah sejuk..dengan keadaan yang seperti ini, sangat rugi jika melewatkan moment di pagi hari hanya untuk tidur (maksudnya habis sholat shubuh tidur lagi), eman-eman bahasa jawanya..

Kembali lagi ke warung hehehe...sebenarnya warung yang menjual sayuran dan lauk-pauk mentah ini persis terletak di belakang mess..namun karena ada tembok tinggi yang mengelilingi mess, maka saya menggunakan sepeda motor untuk menuju warung tersebut (muter mess lumayan lama kalau jalan kaki)...saya pun meluncur ke warung. Sesampainya di warung, saya tidak langsung memarkir kendaraan. Seperti biasa, saya duduk di atas motor dan mengamati keadaan dahulu. Ibu-ibu menawar sayuran dan lauk pauk mentah kepada si ibu penjual. Sedangkan si penjual duduk di atas dingklik (kursi kayu kecil dan pendek) dengan membuka lapak seadanya di emperan warung, si ibu penjual tampak kerepotan sekali karena 1 orang melayani lebih dari 5 orang pembeli yang ingin dilayani secara bersamaan.

Di warung tersebut, sama seperti warung-warung di Solo dan Jogja...menjual berbagai macam sayuran mentah seperti kangkung, daun singkong, baby kaylan, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, kentang, kol, kubis, dan sejenisnya....sementara untuk lauknya ada ikan pindang mentah, fillet kakap, keong sawah, tahu, tempe, bakso, ayam, ati ampela, cumi-cumi, telur dll..saya memutuskan untuk membeli telur 1/2 kg, bakso, baby kaylan (2 ikat), bawang merah dan bawang putih 1/4 kg dan tahu putih..total belanja hari ini Rp 19.000,- (ga tau ini mahal ato murah karena udah 2 tahun ini ga update harga2 sembako karena studi S2...jarang masak lagi)..

Sebenarnya, inti cerita dari postingan kali ini bukan tentang warungnya...tapi tentang pelajaran apa yang dapat saya petik dari perjalanan saya ketika belanja sayuran dan lauk di warung. Di warung ini, pagi-pagi buta, saya melihat banyak ibu-ibu, dengan muka polosnya (tanpa make-up) dan bahkan tanpa pakaian yang pantas menurut saya (kebanyakan ibu-ibu yang belanja masih pake baju tidur seperti daster dan dress gambar boneka kaya piyama itu)...Pagi-pagi sekali mereka sudah rela mengantri belanja untuk anak dan suaminya. Pengorbanan yang begitu besar menurut saya, ketika mereka tidak lagi menghiraukan penampilan mereka (pakaian dan riasan) demi bisa cepat-cepat belanja dan pulang untuk membuat sarapan untuk anak dan suami tercinta...(istilahnya mereka berkejaran dengan waktu, jangan sampai suami mereka blm sarapan ketika berangkat kerja, pun dengan anak-anak mereka...harus sudah makan sebelum berangkat ke sekolah)....Pada dasarnya, tiap-tiap wanita itu menyukai keindahan dan kebersihan. Itulah mengapa, faktor "kebersihan" terutama, menjadi faktor yang paling bisa dilihat untuk menentukan siaapa si empunya barang. Contohlah, kamar. Tentu bisa dibedakan, mana yang kamar cowok mana yang kamar cewek...bahkan sebelum kita bertemu dengan pemilik kamarnya...Dengan melihat pengorbanan ibu-ibu tadi yang menomorduakan penampilan demi bisa cepat berbelanja, saya memberikan empat jempol yang saya punya (dua jempol kaki dan dua jempol tangan)...four thumbs up for them...

....Tapi..tapi..tapi....lagi-lagi saya juga harus melihat dari sisi yang lain juga yaa...mbok ya-o...nuwun sewu nggih bu...kalau mau keluar rumah mbok ya pake baju yang "pantes". Masa baju tidur dipake buat keluar?? bagaimanapun juga, diluar rumah, kita pasti ketemu orang lain...dan citra diri kita yang pertama kali dilihat orang lain itu adalah penampilan luar kita...mau tidak mau pasti begitu. Walaupun saya bukan pemuja fashion, saya sangat menganjurkan untuk wanita-wanita diluar sana yang belum menikah dan belum menjadi ibu...jangan sekali-kali keluar rumah dengan pakaian asal-asalan walaupun hanya ke warung...ingat "citra diri"...apalagi buat yang belum menikah...wah...jangan sampai meniru ibu-ibu tadi yang memakai baju tidur untuk keluar rumah..bahaya (nanti ga laku-laku) hehehehe

Saya jadi agak ber-su'udzon...ke warung aja Ibu-ibu ini begitu polos dan adanya, bagaimana kalau dia di rumah ya? bagaimana kalau dia di depan suaminya ya? aaakkkkk.....dengan baju yang seperti itu, maaf maaf deh...sekali lagi nuwun sewu...laki-laki mana yang akan betah berada disampingnya? jangan salahkan suaminya kalau nyeleweng, selinkuh atau ekstrimnya naudzubillah amit ait cabang bayi suaminya kawin lagi...nyari istri muda yang lebih cantik, bersih, dan wangi.....Oh No....   >___<



# Note: 1. Se-cuek-cueknya wanita, jangan sampai asal-asalan berpakaian ketika keluar rumah..ada etikanya, bersih, rapi, sopan, wangi  (walaupun belum mandi). Apa sih susahnya ganti baju, ga nyampe 5 menit.....2. Apalagi di depan suami...ganti bajunya pakai yang rapih, bersih, wangi, dan seksi hahaha...jangan pake daster belel, sobek-sobek, bau ketek pula....aaaaarrrrgggghhh  >____<

Sekian postingan kali ini, semoga dapat diambil hikmahnya.......


Selasa, 21 Januari 2014

The Suncatchers

Banyak makna yang dapat kita ambil dari matahari. menurut saya matahari yang bersinar (sunshine) itu:

1. Hangat
2. Ceria
3. Semangat
4. Senyum
5. Harapan baru
6. Cinta
7. Ketulusan
8.Nyawa/hidup
9. Kebahagiaan
10. Persahabatan


http://www.youtube.com/watch?v=PN6q7seVzec


Senin, 20 Januari 2014

Metro TV on Campus (Part 2)

Sesampainya di Auditorium UNS, waktu telah menunjukkan pukul 09.00 WIB..perkiraan saya diawal, jam 9 itu pintu auditorium UNS sudah mulai dibuka dan peserta akan menyerbu masuk..langsung saja saya tarik si tia (sepupu saya) untuk segera memasuki area antrian peserta yang mengular panjang. Kondisi di halaman auditorium penuh sesak. Antusiasme mahasiswa dan mahasiswi UNS untuk mengikuti acara ini terbilang tinggi. Di stand antrian, ada beberapa sponsor acara antara lain CIMB NIAGA, kopi torabika cappucino...dua sponsor itu yang paling menonjol, yang lainnya saya lupa. Kembali ke antrian...kami berdua (saya dan tia) bingung mau ngantri dimana, karena memang dibuka banyak lajur untuk antrian..akhirnya saya memberanikan diri bertanya ke salah satu peserta yang lagi ikut antri juga....namanya mba Yuni

Nida: Mbak, kalau mau ikut yang pelatihan jurnalistik, antrinya ikut lajur yang mana ya?
Yuni: mbaknya udah daftar belum kemarin? yang lewat email?
Nida: sudah tuh mba, tapi ga di confirm
Yuni: oh, itu berarti belum terdaftar resmi...sini mbak, bareng sama saya..ikut yang lajur ini...antrian yang buat tiket on the spot
Nida: oh gitu ya mbak? oke deh

Maka menagntrilah saya dan sepupu saya (si tia) di belakang mbak Yuni.. kemudian, pas mau masuk ke dalam antrian, ada yang menyapa saya "mbak"...sambil tersenyum...eh, ada manda...(yang ini  temen saya yang lain, kenal dalam sebuah acara komunitas namanya blusukan solo)...akhirnya kami ber empat mengantri depan belakang...pada saat engantri itulah, saya baru tahu, bahwa acara pelatihan jurnalistik sebenarnya dimulai pukul 13.30 atau selepas sholat Jum'at (pas itu pas hari jum'at)...hadeeehh...ngertio ngono mangkat rada awan...tapi ga papa lah, tetep positive thinking...dengan jeda waktu yang lumayan lama, saya pikir bisa sekalian istirahat buat cari makan, sholat, dan muter-muterin si Tia keliling kampus UNS (maklum yah, bawa anak SMA, jadi belum tau UNS banget)...begitu pikir saya...

Semakin siang, cuaca di halaman Auditorium UNS semakin panas menyengat...matahari berada di atas kepala pas..padahal baru jam 09.30 WIB. Saya, yang biasa bertapa di rumah dan jarang keluar siang-siang seketika merasa pusing, nggliyeng bahasa jawanya saking panasnya...akhirnya saya pun ga kuat dan mengeluarkan senjata andalan saya....jreng...jreng...payung...(sedia payung itu ga hanya pas hujan aja bro)


Payung pun saya buka, cuma payung lipat kecil sih, tapi manfaatnya wow..langsung teduh...karena tadi kita mengantri ber empat, ga mungkin dong saya payungan sendiri...tanpa ditawarin pun, semua teman teman dan sepupu saya merapat dengan sendirinya hahahha...mbak yuni dari tadi sudah sibuk pegang kipas sambil ngipas-ngipasi mukanya...si manda, sibuk ngelap keringat, si tia udah kaya cacing kepanasan.....akhirnya bisa sedikit teduh...tapi ya yang namanya payung lipat, buat ber empat, mana cukup sodara-sodara.....saya ppun akhirnya mengalah, dengan mojok di bawah tenda CIMB NIAGA biar ga gosong...sementara mba yuni, tia, dan manda berteduh dibawah payung saya dan setia mengantre..



Setelah menunggu antrean lumayan lama, giliran saya pun tiba juga.. peserta dipanggil dua-dua ...disuruh maju mendekati meja registrasi...

Mba Panitia : Sudah daftar mba?
Nida            : belum...saya on the spot
Panitia          : silahkan diisi buku ini mba, ditulis nama dan tanda tangan,...tapi maaf, seminar kit (snack, blocnote, sertifikat) kalian ga dapat, soalnya tidak terdaftar
Nida            : ooo...ga papa mba' (dalam hati berkata: orang tujuan ke sini bukan untuk cari sertifikat yeee)
Panitia          : ......(menempelkan cap di punggung tangan saya, tulisannya 13 Desember 2013)
Nida            : pintu audit dibuka jam berapa ya?
Panitia         : oh, habis jum'atan mba
Nida           : oke...makasih


Selesai sudah antrian kita untuk acara pelatihan jurnalistik...tapi kami berempat masih melirik-lirik stand antrian mata najwa..dengan bahasa tatapan mata saja, saya langsung mengerti bahwa teman-teman dan tia sepupu saya juga ingin mengantre untuk stand mata najwa hahahha...mumpung gratis bro... maka berlarilah kami berempat menuju stand antrian mata najwa dan berpanas-panas ria kembali....payung pun kembali dibuka dan digunakan...setelah lama menganntre di stand mata najwa, ceritanya, teman saya yang namanya manda setiawan ini salah antrian. Harusnya dia mengantre di lajur peserta terdaftar, bukan on the spot kaya kita bertiga (dalam kasus ini manda sudah mendaftar lewat email untuk acara mata najwa dan dapat konfirmasi, sementara kita bertiga tidak)...posisi antrian sudah semakin di depan, dan ternyata ada temen salah ngantree

Nida: ini antrian buat yang on the spot manda, kamu ngapain disini...cepetan pindah yang antrian buuat peserta terdaftar
Manda: sek, ta coba tanya dulu ke mbaknya yang di depan, siapa tau aku bisa dimasukin yang antrian peserta terdaftar, tanpa harus ganti lajur antrian...
Nida: oh, yo wes...sak karepmu


Tibalah kita di meja registrasi mata najwa..pertanyaan yang sama dilontarkan mba panitia di meja itu, sama persis seperti pertanyaan di meja registrasi pelatihan jurnalistik tadi

Panitia: sudah daftar mba?
Nida: belom
Panitia : on the  spot ya? ga dapat apa-apa lho...ga dapat kaos juga
Nida: --___--" iya mbak, udah tau

dan manda pun bertanya akan kasusnya:
Manda: mbak, saya itu gini bla...bla...bla....
Panitia: oh, ga bisa mas, antriannya ya harus sesuai dengan lajurnya...peserta terdaftar di lajur sana, dan disini buat peserta on the spot,...entrinya beda mas
Manda: Mjjj (mak jleb jleb jleb mungkin dalam hatinya hahahah...tiwas aku nganrte panas-panas, suwe meneh, kon mbaleni antri...hadeeeh)

akhirnya, karena kami bertiga (saya, tia, dan mba yuni) mempunyai kepentingan yang lain (mau jalan-jalan keliling kampus UNS dan cari makan), kami pun berpisah dengan manda...dia masih setia ngantre buat acara mata najwa...(lebih tepatnya mbaleni ngantree hahahaaa)

Kami bertiga akhirnya rundingan

Nida: piye iki...meh puter-puter UNS sek opo cari maem sek
Tia : aku luwe banget ki mbak (luwe=lapar)
Yuni: iyalah, cari makan dulu aja wes, aku haus, kepanasen, pengen golek sing seger-seger
Nida: oke...hayok...cari makan...tapi dimana? aku wes ga update,,...terakhir kuliah disini 3 tahun yang lalu
          ada ide?

Yuni & Tia : aku manut
Nida: hadeeeeehhh...guwe suruh mikir nih...mmmmm mana yah? tiba-tiba...cling...idepun muncul....sebuah tempat dahulu yang biasa saya datangi ketika sedang galau skripsi...sebuah warung kecil yang menjual bakmi ketoprak dan es jus...di dekat kuburan cina belakang kampus UNS....(semoga masih ada...kata saya dalam hati)

Nida: makan bakmi toprak dan es jus mau?
Tia & Yuni : mau, yok

......dan kita pun menuju parkiran motor, menyalakan mesin...berpacu dengan waktu dan kondisi yang sangat letih sekali (lebay)...tapi suerr..kondisinya habiss antree tadi tuh yaaa...mata berkunang-kunang, migrain, perut lapar, haus, muka kusem, udah deh deh pokoknya ga oke banget.....

Sesampainya di warung makan, ternyata menu bakmi toprak masih ada...pun demikian halnya dengan es jus. Tidak ada yang berubah dari warung kecil yang terletak di kampung ngoresan ini..warungnya masih tetep sama. Yang bmembedakan adalah menunya...semakin kompit...ada nasi goreng dan penyetan juga ternyata sekarang...kami bertiga pun duduk, memilih meja kemudian memesan  menu...namun tidak ada satupun yang memesan bakmi toprak...hahaha...mba yuni pesen nasi goreng, saya pesen nasi ayam & es teh, sementara di tia pesen apa ya? ayam juga kayaknya..dan es buah

Kami bertiga menikmati santap siang nan lezat itu sambil bercerita aktivitas  masing-masing...secara saya dan tia juga baru mengenal orang di depan kami ini ...mba yuni...kami membicarakan aktivitas--aktivitas di kampus...lebih tepatnya saya dan mba yuni yang  notabene lebih tua dari si tia, memberikan wejangan buat Tia...wejangan kehidupan kampus yang telah kami lalui...supaya si Tia dapat mengambil yang baik-baik dari kami dan membuang jauh yang tidak baik dari kami...dari obrolan makan siang itu diketahui ternyata mimpinya Tia itu kuliah di UI jurusannya masih bingung...antara akutansi dan komunikasi massa...tapi kalo melihat ke "kepo"an nya selama ini terhadap sesuatu/seseorang dan melihat aktivitasnya di sekolah sebagai wartawan sekolah untuk majalah sekolahnya, sudah kebaca banget kalo passionnya itu di jurnalistik...bukan akutansi..makanya saya pikir, saya ga salah ngajak orang nih datang bareng dia di acara kaya ginian...mba yuni pun memberikan masukan ke tia...dan wejangan...intinya jangan sampai kamu menyesali keputusan yg telah kamu ambil dalam hidup...semua pilihan  hidup itu ada konsekuensinya...dan kesempatan itu ga datang dua kali...begitu katanya...si Tia pun manggut manggut...

Kembali ke soal Tia...menurut saya, dengan umurnya yang masih belia (kelas 1 SMA), dan dia sudah mengetahui passionnya itu adalah kemajuan besar. Jarang-jarang ada anak usia segitu yang sudah paham kemana dia akan melangkah...passionnya apa, terus mau kuliah dimana....menengok pengalaman saya sendiri, pas kelas 1 SMA, saya belum apa-apa...passion juga belum nemu...baru mikir jurusan kuliah aja pas kelas 3 SMA...boro-boro kepikiran pas masih kelas 1....( acara makan siang pun selesai)

Kami bertiga kembali ke kampus,..dengan berboncengan motor...(saya boncengan sama Tia), dan mba yuni bawa sendiri...setiap melewati fakultas tertentu, mulut saya ikut menjelaskan ke Tia..ini lho fakultas ini...itu fakultas itu,dst...saya paham bener, sebagai orang solo, si Tia ini paling ga harus taulah kampus di solo kaya apa...walaupun nantinya pilihan dia kuliah di UI, setidaknya dia pernah tau auditorium UNS dan masjid kampus hahaha.....setelah puas berkeliling kampus, kita bertiga berhenti sebentar...rundingan lagi....

Nida: mau sholat dimana nih? NH pie? yang tempatnya gede
Yuni & Tia : Manut

meluncurlah kita ke NH (NH itu masjid kampus UNS, kepanjangannya Nurul Huda...) masjidnya sekarang besar, luas, dan elegan...masjid kampus-kampus yang lain (saya cuma bisa mbandingin sama kampus-kampus di jogja seperti UGM dan UIN)....lewaaaaaattt kalau dibandingkan sama NH...bagus NH pake banget banget banget....sesampainya di parkiran NH...lhoh..lhoh...ini hari jum'at ding ya? kata saya

Yuni: iya mba, kayaknya masih dipake Jum'atan...banyak cowoknya
Nida: njuk piye? sholat dimana kita?
Yuni &Tia : manut
Nida: @!$%#^&**)$$*&^%$#@ hadeeeeeh...lagi lagi guwe yg suruh ngasih solusi.......oke deh, cabut yuk ke mushola fakultas hukum..


Kami pun sholat dhuhur di mushola fakultas hukum.. waktu menunjukkan pukul 12.30...masih ada waktu sampai selesai sholat jum'at pikirku....maksudku waktu untuk sholat dan leyeh-leyeh karena ternyata kepala saya masih pusing walaupun perut sudah diisi makan siang...(beneran..panasnya ga nguati...efek antre tadi looh)...saya pun berharap, semoga sesampainya di Auditorium UNS dan ketemu langsung sama Rory Asyari, pusing-pusing saya akan sirna haaaaahaaahhahahahaaa


#to be continued ya, capek....







Jumat, 17 Januari 2014

Hujan....

Tahukah kalian bahwa dimanapun kalian berada, hujan akan Terlihat sama?
Tidak peduli apakah itu aromanya, dinginnya, menakutkannya (itu kalau hujannya disertai petir)
Yang membuat hujan terasa berbeda adalah kondisi hati kita pada saat menikmatinya
dan tentu saja, keberadaan seseorang yang berbeda juga menentukan seberapa syahdunya hujan tersebut....

Kalau kata Rory Asyari di Twitt Randomnya tentang hujan, "hujan itu membawa kembali kenangan, kelebatannya bagaikan angin malam..dingin menusuk dan pudar digenggam"





Kalau di film drama korea "Love Rain" ada kutipan:
  • " Cinta dan hujan, mereka terasa sangat mirip 
    -Cinta itu seperti hujan,memiliki aroma yang sama."
     - Love Rain.


Tuh kaaan? cinta dan hujan memang punya banyak kemiripan...
Saya juga sependapat dengan kutipan di film Love rain bahwa cinta itu memiliki aroma yang sama...
dan saya juga sependapat dengan twitt nya Rory bahwa semakin kita genggam kuat "cinta", semakin pudarlah ia.....mencintai dengan sewajarnya saja kalau tidak ingin suatu saat kamu membencinya #halah

Kalau boleh saya tambahkan satu lagi kemiripan antara cinta dengan hujan...bahwa orang yang tidak pernah jatuh cinta, tidak pernah mencintai dan tidak pernah merasa dicintai, hatinya kering ibarat kurang siraman air hujan...hati itu perlahan-lahan akan menjadi dingin, ibarat angin yang dihembuskan hujan #hayah


Note: Tulisan ini terinspirasi oleh hujan yang turun tiada hentinya, yang selalu setia menyapa Tembalang dan enggan meninggalkannya# Januari 18 2014# Tembalang, Semarang 06.28 WIB