Kamis, 06 November 2014

Unforgetable Bunaken

Heihooo....8 bulan lamanya lupa kalo saya ternyata masih punya blog...hehe...maklum, sejak nikah bulan April 2014 kmaren, jadi lupa nulis...lupa nge-twitt...lupa segalanya yg berhubungan sama update-an info di med-sos karena ada mainan yang lebih menarik di rumah #uups...

Disini saya ga mau cerita tentang romantika pernikahan saya guys. Males banget ngumbar-umbar kaya gitu di blog. Saya cuma mau berbagi kebahagiaan sedikit ketika akhirnya saya menginjakkan ke Bunaken....tepatnya di Provinsi Sulawesi Utara.. BUUNAAAKEEEN BOOOO. Konon katanya terumbu karang disini termasuk dalam kelas menengah (rating secara view-nya). Rating terendah itu karimunjawa, kelas menengah itu Bunaken. Baru kelas yang paling bagus itu Raja Ampat di Papua.

Perjalanan ke Manado dimulai ketika pada hari Jum'at Sore tanggal 17 Oktober 2014 tiba-tiba ada bbm masuk di hapeku..begini bunyinya: "Nida, kamu berangkat ke manado sama siapa?"   Sedikit terkejut karena ga ada pemberitahuan dari bagian kepegawaian tempat saya bekerja bahwa saya ditugaskan berangkat ke manado selama 4 hari untuk pelatihan e-monitoring. Busseeettt...langsung deh buka peta. Ternyata manado itu di ujung buntut pulau sulawesi yang bentuknya kaya cicak itu. Sementara posisi saya ada di Yogyakarta. Ini merupakan perjalanan dinas luarku yang paling jauh. Akhirnya saya meluncur ke kepegawaian, meminta kejelasan (SPT-red) dan ternyata tanya sana-sini, beneran saya dan 7 orang teman satu kantor yang dikirim kesana.

Saya dan teman-teman berangkat dari Yogyakarta hari Selasa 21 Oktober 2014 dengan penerbangan paling pagi (menurut saya) jam 06.00 WIB dengan pesawat wings air. Transit di Surabaya satu jam, kemudian jam 08.00 meluncur ke Manado pake Lion Air dengan kisaran waktu terbang selama 2 jam. Akhirnya sampai di Bandara Samratulangi Manado jam 11.00 WIB (lebih satu jam karena disana sudah masuk WITA) dan sudah disambut rintikan hujan. Spanjang perjalanan Jogja-Manado kita-kita ga dapet nasi. Boro-boro nasi, snack roti & air minum aja ga dapet. (Ps: Perjalanan udara jarak jauh naek wings air/Lion Air bawa Roti sendiri ya). Dari Bandara ke Manado Quality Hotel kita naik taksi. Ditengah perjalanan pas lewat tengah kota Manado, ternyata banjir. Manado memang lebih sejuk jika dibandingkan dengan Jogja.

Jangan dikira suasana kota-kota diluar pulau jawa itu ga maju, sepi, kaya hutan, ga ada Mall. Jujur aja, saya tertipu. Manado itu persis kaya Jakarta. Macet, Banjir, rame, banyak angkot kaya di Bandung, Ada Mall nya. Anak-anak mudanya kalo sore nongkrong di pusat kota. Di cafe-cafe kaya Mc.Donals, KFC,dll, dsb. Sawah ga ada. Lahan disana bekas reklamasi pantai. Dibuat untuk pertokoan, tempat nongkrong. Jadi kebayang kalo pas nongkrong tiba-tiba tsunami datang, wah, habis deh semua yang megah-megah itu.

Kembali ke laptop. Kita orang sampai di hotel pas jam makan siang. Jadi karena pelatihan e-monitoring sudah dibuka sejak pagi tadi, kita sama panitia langsung disuruh makan siang di tempat yang disediakan. Selesai makan siang, kita naruh barang ke kamar hotel. Leyeh-leyeh sebentar terus kembali ke ruang pelatihan.

Ini kapan ya cerita Bunaken nya?

Singkat cerita, karena pekerjaan e-monitoring telah diselesaikan rekan saya...sang Master E-Mon (Arjunadi, S.E,MM) jauh-jauh hari sebelum berangkat ke manado, jadinya selama 4 hari di manado kita2 ga ada kerjaan. Tiap pagi setelah sarapan pagi kita absen di meja panitia terus kabuurr main-main dan bersenang-senang...De-El hoopooo ikiiii....

Akhirnya hari ketiga, kita kesampaian menginjakkan kai ke Bunaken...iya...bunaken yang tersohor itu..

Dari hotel ke dermaga kita berdelapan meluncur dengan 2 taksi. Perjalanan dari hotel ke Bunaken memakan waktu 40 menit. Setelah sampe dermaga, kita naik perahu lumayan besar yang dasarnya ada kacanya. Jadi bisa melihat terumbu karang. Sepanjang perjalanan, hanya lautan biru lepas yang kita lihat, dengan latar belakang gunung (ga tau gunung apa). Ditengah-tengah perjalanan, kita ganti perahu yang lebih kecil agar bisa merapat ke pantai. Perahu yang lebih kecil dinahkodai 2 orang awak kapal. Setelah sampai di pantai, kita langsung disuruh memilih milih baju dan peralatan snorkling (sepatu katak, kacamata & selangnya, dan baju tentunya) sambil dibawakan sebungkus besar isi biskuat untuk ngasih makan ikan-ikan. Inilah pengalaman pertama kita bersnorkling ria di laut beneran.









Tulisan selanjutnya tentang bunaken akan dibahas biaya-biayanya...dari sewa perahu, sewa perlengkapan snorkling, foto bawah air, biaya makan siang di bunaken, ongkos taksi, tempat beli oleh-oleh, ongkos pesawat dan hotel sekalian biar lengkap hahaha...yang jelas semua plesir ini kalau bukan dalam rangka Dinas Luar dari kantor pasti mencekik leher dan bikin kanker (kantong kering banget). Karena kita kerja sekalian plesiran jadi iurannya per-orang untuk melancong sampai bunaken cuma 500 ribu-an.

BERSAMBUNG..........


Tidak ada komentar:

Posting Komentar