Kamis, 30 Januari 2014

....di Warung.......

Tadi pagi saya belanja ke warung belakang Mess..kepikiran pengen belanja, karena akhir-akhir ini pengeluaran membengkak hanya untuk makan, dan kebetulan tetangga kamar punya perlengkapan masak yang komplit (kompor, teflon, panci, talenan, uleg-uleg,dll dsb), dan kebetulannya lagi tetangga kamar saya itu orangnya baik sekali...namanya mba Rosida. Ceritanya dia pulang kampung lama, jadi teflon sama kompor listriknya dihibahkan sementara ke saya.
Kembali ke cerita warung. Biasanya saya ke warung habis sholat shubuh...tapi agak siangan dikit, soalnya nunggu terang (males banget  belanja pas masih gelap-gelapan). Pagi tadi saya pergi ke warung jam 05.30, kondisi dimana matahari pagi telah sedikit menampakkan sinar cerianya dan kondisi dimana burung-burung gereja asyik bercengkrama. Saya paling suka bangun pagi dan keluar jalan-jalan di pagi hari...apalagi posisi saya sekarang di Tembalang (Semarang bagian Atas). Hawa semi gunung, menurut saya. Cuaca tidak menyengat dan tidak juga dingin...normalnya kondisi Tembalang adalah sejuk..dengan keadaan yang seperti ini, sangat rugi jika melewatkan moment di pagi hari hanya untuk tidur (maksudnya habis sholat shubuh tidur lagi), eman-eman bahasa jawanya..

Kembali lagi ke warung hehehe...sebenarnya warung yang menjual sayuran dan lauk-pauk mentah ini persis terletak di belakang mess..namun karena ada tembok tinggi yang mengelilingi mess, maka saya menggunakan sepeda motor untuk menuju warung tersebut (muter mess lumayan lama kalau jalan kaki)...saya pun meluncur ke warung. Sesampainya di warung, saya tidak langsung memarkir kendaraan. Seperti biasa, saya duduk di atas motor dan mengamati keadaan dahulu. Ibu-ibu menawar sayuran dan lauk pauk mentah kepada si ibu penjual. Sedangkan si penjual duduk di atas dingklik (kursi kayu kecil dan pendek) dengan membuka lapak seadanya di emperan warung, si ibu penjual tampak kerepotan sekali karena 1 orang melayani lebih dari 5 orang pembeli yang ingin dilayani secara bersamaan.

Di warung tersebut, sama seperti warung-warung di Solo dan Jogja...menjual berbagai macam sayuran mentah seperti kangkung, daun singkong, baby kaylan, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, kentang, kol, kubis, dan sejenisnya....sementara untuk lauknya ada ikan pindang mentah, fillet kakap, keong sawah, tahu, tempe, bakso, ayam, ati ampela, cumi-cumi, telur dll..saya memutuskan untuk membeli telur 1/2 kg, bakso, baby kaylan (2 ikat), bawang merah dan bawang putih 1/4 kg dan tahu putih..total belanja hari ini Rp 19.000,- (ga tau ini mahal ato murah karena udah 2 tahun ini ga update harga2 sembako karena studi S2...jarang masak lagi)..

Sebenarnya, inti cerita dari postingan kali ini bukan tentang warungnya...tapi tentang pelajaran apa yang dapat saya petik dari perjalanan saya ketika belanja sayuran dan lauk di warung. Di warung ini, pagi-pagi buta, saya melihat banyak ibu-ibu, dengan muka polosnya (tanpa make-up) dan bahkan tanpa pakaian yang pantas menurut saya (kebanyakan ibu-ibu yang belanja masih pake baju tidur seperti daster dan dress gambar boneka kaya piyama itu)...Pagi-pagi sekali mereka sudah rela mengantri belanja untuk anak dan suaminya. Pengorbanan yang begitu besar menurut saya, ketika mereka tidak lagi menghiraukan penampilan mereka (pakaian dan riasan) demi bisa cepat-cepat belanja dan pulang untuk membuat sarapan untuk anak dan suami tercinta...(istilahnya mereka berkejaran dengan waktu, jangan sampai suami mereka blm sarapan ketika berangkat kerja, pun dengan anak-anak mereka...harus sudah makan sebelum berangkat ke sekolah)....Pada dasarnya, tiap-tiap wanita itu menyukai keindahan dan kebersihan. Itulah mengapa, faktor "kebersihan" terutama, menjadi faktor yang paling bisa dilihat untuk menentukan siaapa si empunya barang. Contohlah, kamar. Tentu bisa dibedakan, mana yang kamar cowok mana yang kamar cewek...bahkan sebelum kita bertemu dengan pemilik kamarnya...Dengan melihat pengorbanan ibu-ibu tadi yang menomorduakan penampilan demi bisa cepat berbelanja, saya memberikan empat jempol yang saya punya (dua jempol kaki dan dua jempol tangan)...four thumbs up for them...

....Tapi..tapi..tapi....lagi-lagi saya juga harus melihat dari sisi yang lain juga yaa...mbok ya-o...nuwun sewu nggih bu...kalau mau keluar rumah mbok ya pake baju yang "pantes". Masa baju tidur dipake buat keluar?? bagaimanapun juga, diluar rumah, kita pasti ketemu orang lain...dan citra diri kita yang pertama kali dilihat orang lain itu adalah penampilan luar kita...mau tidak mau pasti begitu. Walaupun saya bukan pemuja fashion, saya sangat menganjurkan untuk wanita-wanita diluar sana yang belum menikah dan belum menjadi ibu...jangan sekali-kali keluar rumah dengan pakaian asal-asalan walaupun hanya ke warung...ingat "citra diri"...apalagi buat yang belum menikah...wah...jangan sampai meniru ibu-ibu tadi yang memakai baju tidur untuk keluar rumah..bahaya (nanti ga laku-laku) hehehehe

Saya jadi agak ber-su'udzon...ke warung aja Ibu-ibu ini begitu polos dan adanya, bagaimana kalau dia di rumah ya? bagaimana kalau dia di depan suaminya ya? aaakkkkk.....dengan baju yang seperti itu, maaf maaf deh...sekali lagi nuwun sewu...laki-laki mana yang akan betah berada disampingnya? jangan salahkan suaminya kalau nyeleweng, selinkuh atau ekstrimnya naudzubillah amit ait cabang bayi suaminya kawin lagi...nyari istri muda yang lebih cantik, bersih, dan wangi.....Oh No....   >___<



# Note: 1. Se-cuek-cueknya wanita, jangan sampai asal-asalan berpakaian ketika keluar rumah..ada etikanya, bersih, rapi, sopan, wangi  (walaupun belum mandi). Apa sih susahnya ganti baju, ga nyampe 5 menit.....2. Apalagi di depan suami...ganti bajunya pakai yang rapih, bersih, wangi, dan seksi hahaha...jangan pake daster belel, sobek-sobek, bau ketek pula....aaaaarrrrgggghhh  >____<

Sekian postingan kali ini, semoga dapat diambil hikmahnya.......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar